Rabu, 25 Mei 2011

Manajemen Aktiva Lancar Dan Struktur Hutang

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan prasyarat bagi negara-negara di dunia ketiga, termasuk Indonesia, untuk memperkecil jarak ketertinggalannya di bidang ekonomi dan kesejahteraan dari negara-negara industri maju. Upaya pembangunan ekonomi negara-negara tersebut yang umumnya diprakarsai oleh pemerintah, agak terkendala akibat kurang tersedianya sumber-sumber daya ekonomi yang produktif, terutama sumber daya modal yang seringkali berperan sebagai katalisator pembangunan. Untuk mencukupi kekurangan sumber daya modal ini, maka pemerintah negara yang bersangkutan berusaha untuk mendatangkan sumber daya modal melalui berbagai jenis pinjaman luar negeri dan membenahi struktur utang serta memproduktifkan aktiva lancar.
Suatu perusahaan wajib menyajikan aktiva dan kewajibannya berdasarkan klasifikasi lancar dan tidak lancar pada waktu menyusun laporan keuangan, kecuali pengklasifikasian lancar dan tidak lancar untuk aktiva dan kewajiban biasanya tidak dipandang tepat untuk laporan keuangan dari perusahaan yang periode siklus operasi normalnya tidak dapat ditentukan atau sangat panjang dan yang diatur secara khusus untuk jenis industri tertentu.
Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Neraca mempunyai tiga unsur laporan keuangan, salah satunya yaitu aktiva. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan, yang terdiri dari :
Aktiva Lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang (siklus operasi normal), misalnya kas, surat berharga, persediaan, piutang dan sebagainya.



B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan aktiva lancar?
2. Kapan aktiva dikatakan sebagai aktiva lancar?
3. Apa saja jenis-jenis aktiva lancar?
4. Bagaimanakah struktur utang?

C. Tujuan

Setelah merumuskan beberapa hal seperti yang telah dipaparkan pada rumusan masalah maka makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui aktiva lancar.
2. Untuk mengetahui kapan suatu aktiva dikatakan sebagai aktiva lancar.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis aktiva lancar.
4. Untuk mengetahui struktur utang.











BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aktiva Lancar dan Struktur Utang

1. Aktiva Lancar

Sebelum mendefenisikan aktiva lancar kita terlebih dahulu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan aktiva. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan. Jadi aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun).
Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut:
a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan, atau
b. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisir dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca, atau
c. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Siklus operasi perusahaan merupakan rata-rata jangka waktu antara perolehan bahan baku memasuki proses dan realisasinya menjadi kas atau instrumen yang siap dijadikan kas. Aktiva lancar termasuk persediaan dan piutang dagang yang dijual, dikonsumsi dan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dalam tanggal neraca. Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila surat berharga tersebut diharapkan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan pada tanggal neraca dan jika lebih dari 12 bulan maka diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Untuk pengklasifikasian ini, siklus operasi diasumsikan satu tahun kecuali untuk kegiatan atau industri tertentu dimana jangka waktu yang lebih panjang jelas lebih banyak.

Aktiva lancar adalah kas dan asset-aset lainnya yang dapat ditukarkan menjadi kas (uang) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun atau dalam 1 (satu) periode kegiatan normal perusahaan. Paling tidak ada 5 (lima) jenis aktiva lancar yang dapat dijadikan acuan untuk menilai sebuah perusahaan, yaitu Kas & Setara Kas, Surat-surat Berharga, Piutang, Persediaan, dan Biaya dibayar di muka.
1. Kas dan setara kas.
Yang termasuk di dalam komponen ini adalah asset dalam bentuk kas dan kas dalam bank. Aset yang termasuk dalam komponen Aktiva Lancar ini merupakan asset yang paling cair bagi perusahaan karena dapat secara langsung digunakan untuk segala macam transaksi.
2. Surat-surat Berharga.
Surat-surat berharga dapat berupa saham, obligasi atau surat-surat berharga lain yang dimiliki perusahaan yang bertujuan untuk memutarkan kelebihan uang tunai yang tidak ditujukan untuk investasi jangka panjang.
3. Piutang
Piutang adalah dana perusahaan pada perorangan atau perusahaan lainnya sebagai konsekwensi penjualan dalam bentuk kredit/pinjaman. Pada akhir periode yang ditentukan, dana tersebut kemudian dapat dicairkan dalam bentuk kas (uang). Terkadang piutang naik lebih cepat dari penjualan, ini mengindikasikan masalah pada penagihan (pembayaran). Untuk menganalisa piutang dipakai receivable turn over yang menghitung lama penerimaan pembayaran rata-rata.
4. Penyisihan piutang ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu adalah sejumlah dana yang disisihkan untuk mengantisipasi kemungkinan gagal bayar oleh konsumen perusahaan. Jumlah yang disisihkan tersebut dihitung berdasarkan besarnya piutang yang tak tertagih dalam periode tertentu.
5. Persediaan.
Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan. Barang-barang ini dapat merupakan hasil produksi atau komponen produksi perusahaan. Tidak semua perusahaan memiliki persediaan, terutama jika perusahaan tersebut bergerak di bidang jasa. Dua hal yang perlu diperhatikan dari persediaan : pertama; nilai yang dilaporkan sering berbeda dengan nilai wajarnya karena perbedaan penerapan sistem akuntansi, kedua; nilai persediaan biasanya besar dan merupakan sumber yang menyerap penggunaan dana. Jika tidak diolah secara efisien akan menghambat aliran dana. Untuk mengukur persediaan, kita akan bahas dengan inventory turnover yang menghitung perputaran persediaan selama satu tahun.
6. Biaya dibayar di muka
Yang terakhir adalah biaya dibayar dimuka. Komponen ini merupakan salah satu bentuk pengeluaran yang telah dibayar perusahaan kepada pemasok/supplier perusahaan sebelum perusahaan menerima barang atau jasa tersebut.

2. Struktur Utang

Struktur hutang menjelaskan suatu komposisi jangka waktu hutang yang dipergunakan oleh perusahaan, baik jangka pendek, menengah, ataupun jangka panjang, dan dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang tersebut.

 DEFINISI HUTANG
Hutang adalah kewajiban-kewajiban ekonomis dari perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima. Hutang juga meliputi berbagai deffered credits yang bukan merupakan kewajiban-kewajiban tetapi yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima.
Dapat ditambahkan bahwa hutang diukur menurut jumlah yang ditetapkan dalam transaksi pertukaran yang bersangkutan, biasanya sebesar jumlah yang akan dibayarkan, namun kadang – kadang memuat nilai yang telah didiskontokan. Macam-macam hutang antara lain:
A. Hutang Jangka Pendek
B. Hutang Jangka Menengah
C. Hutang Jangka Panjang

A. Hutang Jangka Pendek
Sumber pendanaan Hutang jangka pendek dikelompokkan menjadi:
1. Variable Keputusan Pasif,
Adalah jumlah sumber dana tersebut akan tergantung pada keputusan aspek yang lainnya sesuai dengan aktivitas perusahaan. Misalnya: pembelian bahan baku secara kredit, rekening-rekening accruals.

2. Variable Keputusan Aktif,
Yakni perusahaan harus secara aktif mencari dan mendapatkan sumber dana dan dalam memperolehnya harus mempunyai perjanjian-perjanjian formal kepada Kreditor, misalnya: hutang Bank.

A. Hutang Jangka Menengah

Pada jenis hutang ini biasanya pembayaran hutang dilunasi pada saat aktiva yang dibiayai dengan hutang tersebut tidak lagi diperlukan. Akan tetapi, pembayaran biasanya juga dilakukan secara berkala. Manfaat hutang ini yaitu bahwa hutang tersebut dapat disesuaikan dengan kesediaan arus kas dalam melunasi hutang tersebut.

B. Hutang Jangka Panjang

Pada umumnya hutang jangka panjang mempunyai waktu sekitar lebih dari 5 tahun, bahkan ada yang beranggapan bahwa hutang ini mempunyai jangka waktu 10 tahun. Hutang jangka panjang mempunyai kaitan dengan struktur modal. Apabila perusahaan meminjam dana dan mengembalikannya dalam jangka waktu yang relatif lama maka pinjaman/hutang tersebut akan menjadi bagian dari struktur modal perusahaan.

Perbandingan antara hutang jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri biasanya didefinisikan sebagai modal. Hutang jangka panjang juga terbentuk akibat diperpanjangnya pinjaman/ hutang jangka pendek maupun hutang jangka menengah, hal itu dilihat atas dasar waktu pembayaran hutang tersebut.
Jenis-jenis hutang jangka panjang antara lain:
1. Obligasi
2. Hipotik
3. Kredit Investasi

Pertimbangan Dalam Keputusan Hutang

Semakin lama pinjaman/ hutang maka semakin aman perusahaan karena semakin kecil menanggung resiko kebangkrutan, akan tetapi biaya bunganya semakin besar. Semakin besar kemungkinan dalam memperpanjang jangka waktu hutang, maka semakin besar biaya perpanjangan yang harus dikeluarkan dan kemungkinan akan menanggung resiko kebangkrutan.

Struktur Jangka Waktu Pendanaan Pendekatan Hedging

Adalah strategi pembiayaan setiap aktiva dengan jangka yang kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut menjadi kas. Pendekatan ini berdasar pada matching principle yang menyatakan bahwa sumber dana hendaknya disesuaikan dengan berapa lama dana tersebut diperlukan.

 TUJUAN DARI MANAJEMEN HUTANG
Dalam pengertian dasar, tujuan dari manajemen hutang ialah untuk menjamin bahwa perusahhaan memiliki “kecukupan kas” yaitu kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan kas bagi setiap tujuan yang penting bagi kesatuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang dari perusahaan. Jadi tidak hanya untuk menghindari ketidakmampuan untuk membayar hutang atau kebangkrutan. Ditinjau dari sudut controller, tujuan yang lebih spesifik dari manajemen hutang dapat mencakup hal – hal sebagai berikut :
1. Pencatatan dan pengungkapan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima mengenai kewajiban keuangan perusahaan.
2. Pelaporan hutang perusahaan dalam bentuk selayaknya, sebagaimana duharuskan oleh perjanjian atau persetujuan kredit.
3. Melalui perencanaan dan pengendalian yang efektif, memelihara suatu struktur keuangan yang sehat, termasuk memlihara hubungan yang wajar antara hutang dengan modal sendiri.
4. Kelanjutan dari kemampuan untuk mendapatkan dana-dana pinjaman yang diperlukan tepat pada waktunya dan dengan beban biaya yang bersaing.
5. Untuk melaksanakan dan memelihara pengendalian-pengendalian yang membatasi komitmen dalam batas-batas yang ditetapkan dengan baik sehingga mereka pada akhirnya tidak menjadikan hutang berlebihan dan sangat memberatkan.
Adalah jelas bahwa semua sasaran dari manajemen hutang ini adalah saling berhubungan.
 HUTANG LANGSUNG
1. Hutang Lancar (Current Liabilities)
Secara umum, hutang – hutang yang diklasifikasikan sebagai lancar adalah hutang – hutang yang harus dibayar dalam masa siklus operasi, yaitu biasanya dalam masa satu tahun. Pentingnya pemisahan hutang lancar dari hutang lain terletak dalam peranan yang dimainkan oleh berbagai resiko keuangan, antara lain current ratio, sewaktu dana dipinjam.
Menurut definisi lain yang berhubungan, hutang lancar meliputi kewajiban – kewajiban yang pencairannya dari hutang lancar yang baru. Yang termasuk hutang lancar adalah :
1. Wesel bayar
2. Hutang dagang:
a) Biaya-biaya yang ditangguhkan
b) Pajak penghasilan yang masih harus dibayar

 Hutang Jangka Panjang
Menurut definisi, hutang jangka panjang merupakan kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo dalam masa lebih dari satu tahun atau yang akan dibayarkan dari harta tak lancar.
1. Lease Jangka Panjang
2. Hutang Obligasi
3. Kewajiban Jangka Panjang Lainnya.
 PERENCANAAN HUTANG
Meskipun hutang bermula dari keadaan yang ada sekarang, namun yang lebih penting manajemen hutang mencakup merencanakan tingkatan dari semua jenis kewajiban untuk masa mendatang yang dapat diterima secara berhati – hati oleh perusahaan. Dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, besarnya hutang dagang, biaya – biaya yang ditangguhkan, dan semua jenis hutang yang penting harus diketahui. Harus dipastikan bahwa tingkatan hutang berada dalam norma – norma yang dapat diterima dan bahwa perusahaan dapat bertahan pada masa – masa yang burukdalam dirinya sendiri, dalam sector industrinya, dan tentu saja dalam perekonomian secara umum, dengan adanya beban hutang tersebut. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka panjang dari perusahaan mengharuskan adanya perencanaan struktur hutang (dan modal yang berhubungan) sehingga dana tersedia pada saat diperlukan dan dengan biaya, yang diperbandingkan, dapat diterima.
 MANAJEMEN HUTANG LANCAR
Kadang–kadang hanya sedikit saja perhatian yang diberikan terhadap hutang – hutang lancar. Namun ini adalah bidang yang paling pertama dapat menyebabkan ketidakcukupan kas/bank. Berbagai pedoman dapat diikuti dalam mengendalikan hutang lancar, apakah karena dimasukkan sebagai syarat dalam suatu perjanjian kredit atau merupakan hasil pertimbangan manajemen mengenai tingkatan yang dapat diterima:
a) Current Ratio
Menunjukkan hubungan suatu harta lancar terhadap hutang lancar.
b) Modal Kerja Bersih yang Minimum
Modal kerja bersih didefinisikan sebagai selisih antara harta lancar dengan hutang lancar.
c) Limit atas Total Hutang
Limit ketiga yang akan dipertimbangkan dalam mengelola hutang ialah suatu jumlah total dalam hubungannya dengan modal sendiri.
 RESIKO DARI HUTANG YANG BERLEBIHAN
Dalam mempertimbangkan “pembiayaan jangka panjang”, yang dimaksud adalah struktur dari hutang jangka panjang dan modal sendiri, mungkin tujuan dari eksekutif keuangan adalah mengatur bagian – bagian keuangan sedemikian rupa sehingga para pemegang saham, para pemilik, akan menerima manfaat ekonomis yang maksimum selama jangka yang lebih panjang. Dapat dipertunjukkan melalui suatu jangka waktu tertentu, dengan mengasumsikan profitabilitas normal dan dapat dikuranginya ongkos bunga untuk tujuan perpajakan, bahwa pinjaman yang berhati – hati akan menaikkan hasil pengembalian bagi pemegang saham. Walaupun diketahui adanya keuntungan yang potensial ini, tetapi terdapat suatu faktor yang negative yang akan menekan keinginan untuk menggunakan hutang jangka panjang semaksimal yang tersedia.
 SUMBER INFORMASI TENTANG KAPASITAS HUTANG
Beberapa pedoman dalam mencapai suatu keputusan dapat diperoleh dari sumber – sumber berikut :
1. Lembaga Kredit atau Perantara
Lembaga keuangan atau bank komersil, atau bankir investasi menegosiasikan hutang jangka panjang dalam jarak waktu yang dekat, dibandingkan dengan pejabat keuangan dari sebuah perusahaan industri.
2. Tindakan dari Para Pesaing
Biasanya, tersedia laporan keuangan dan perjanjian – perjanjian pinjaman dari perusahaan yang setara dalam sejenis industri yang sama.
3. Analisa mengenai Praktek yang lalu
Analisa historis terhadap hutang dan perilaku penghasilan pada perusahaan tertentu dalam masa – masa yang buruk dan dalam kondisi yang normal dapat memberikan beberapa petunjuk.
 STANDAR UNTUK KAPASITAS HUTANG
Secara konvensional terdapat dua jenis norma dengan mana dapat dipertimbangkan kapasitas hutang jangka panjang,yaitu :
1. Suatu norma kapitalisasi
2. Suatu norma peliputan penghasilan
Dalam mencapai suatu kebijaksanaan hutang bagi suatu perusahaan tertentu, masing – masing ratio itu harus dipertimbangkan dan saling dikaitkan. Dalam pengerjaan dengan data yang dihasilkan dari intern perusahaan, controller dapat membuat perbaikan yang biasanya tidak dimungkinkan dengan data umum dari perusahaan lain. Ia lalu dapat menuntun manajemen mengenai hubungan yang dapat diterima.
Suatu norma yang telah dipergunakan secara luas, yang sering telah dipergunakan sebagai suatu kendala dalam perjanjian kredit, adalah ratio hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Dengan demikian, hutang jangka panjang tidak boleh melebihi , katakanlah 25% dari modal sendiri. Ratio itu dapat juga dinyatakan sebagai suatu persentase dari total kapitalisasi.
Norma peliputan pendapatan mengukur jumlah tahunan yang diperlukan untuk beban hutang terhadap penghasilan bersih yang tersedia untuk memenuhi beban hutang. Dengan menghubungkan arus kas ke luar per tahun untuk beban hutang (dan mungkin untuk unsur-unsur) dengan pendapatan bersih yang tersedian untuk tujuan ini, cara itu mencoba untuk memastikan bahwa dalam waktu yang buruk sekalipun terdapat cukup dana untuk memenuhi kewajiban.
 PENILAIAN TERHADAP HUTANG OBLIGASI
Terdapat perbedaan yang penting dalam biaya bunga, tergantung dari penelitian kualitas yang diberikan kepada surat berharga hutang oleh tiga lembaga penilaian, dan ini merupakan suatu pertimbangan penting dalam memilih limit – limit hutang secara keseluruhan. Ketiga lembaga penilaian hutang adalah Standart and Poor’s Corporation, Moody’s Investment Service, dan Fitch Investor’s Services, memberikan penilaian yang mencirikan pentingnya pertimbangan mengenai kualitas atau resiko yang melekat pada suatu jenis surat berharga tertentu. Penilaian/penggolongan akan tergantung dari, antara lain, hubungan kemampuan untuk menutupi beban hutang.
Keempat simbol untuk penilaian tertinggi yang dipakai oleh Moody dapat diikhtisarkan atau digolongkansebagai beerikut:
1) Aaa = Kualitas terbaik; derajat resiko investasi paling kecil dan pada umumnya dianggap
“tidak akan rugi”.
2) Aa = Dinilai sebagai berkualitas tinggi menurut semua norma
3) A = Kewajiban – kewajiban dengan derajat menengah atas, disertai beberapa unsur yang
dapat tampil sebagai kelemahan yang dapat merusak pada beberapa waktu mendatang.
4) Baa = Tingkat menengah bawah. Kurang memiliki siafat – sifat investasi yang terkemuka dan
dalam kenyataannya, juga memiliki sifat spekulatif.
Sasaran dari banyak perusahaan dengan posisi keuangan yang baik adalah untuk mendapatkan setidak – tidaknya suatu penilaian Aa untuk surat obligasinya. Penyajian untuk mendapatkan penilaian surat obligasi harus dilakukan secara teliti karena penilaian – penilaian buruk atau tidak mudah dapat diatasi.
Dalam menetapkan suatu penilaian untuk hutang, lembaga penilaian emerlukan data keuangan yang cukup antara lain sebagai berikut :
1. Neraca Konsolidasi. Mungkin untuk lima tahun yang lalu dan lima tahun yang diproyeksikan.
2. Perhitungan rugi – laba konsolidasi dan saldo laba yang ditahan konsolidasi untuk lima tahun yang lalu dan lima tahun yang akan diproyeksikan.
3. Laporan konsolidasi sumber dan penggunaan dana (laporan konsolidasi perubahan posisi keuangan). Juga untuk lima tahun yang lalu dan lima tahun yang diproyeksi.
4. Daftar golongan produk untuk data historis dan proyeksi mengenai penjualan, marjin operasi dan tingkat marjin.
 LEVERAGE ATAU PENGUNGKIT
Dalam mempertimbangkan struktur modal, para pejabat keuangan harus mengenal dan mempelajari pengaruh leverage. Pada dasarnya, leverage terdiri dari pembiayaan sebuah perusahaan dengan hutang untuk menaikkan hasil pengembalian atas modal sendiri.
 KEWAJIBAN PROGRAM PENSIUN
Diketahui dengan lingkungan yang rumit pada masa kini, rencana – rencana pensiun telah dikembangkan di bawah tekanan – tekanan social yang banyak sekali, peraturan pemerintah, pertimbangan – pertimbangan legal, undang – undang pajak, teknik actuarial, filsafat usaha dan pengaruh lainnya.
 LAPORAN AKUNTANSI UNTUK HUTANG
Laporan – laporan sehubungan dengan manajemen hutang akan tergantung kepada kebutuhan perusahaan. Sejumlah terbatas laporan diperlukan untuk memonitor status yang sebenarnya dan untuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Suatu daftar usaha mencakup yang berikut ini :
2. Laoran bulanan kondisi keuangan yang lazim.
3. Laporan bulanan atau triwulan yang membandingkan hutang – hutang yang sebenarnya per kategori secara terperinci dengan jumlah yang diperkenankan menurut perjanjian kredit.
4. Laporan perencanaan yang membandingkan hutang yang diperlukan dengan persetujuan kredit dan kapasitas hutang.
5. Analisa berskala mengenai hutang – hutang khusus:
a) Sewa (Leasing) jangka panjang.
b) Hutang dari perkiraan pension tanpa dana.
c) Hutang dengan adanya peraturan kesehatan dan kesejahteraan para pegawai.
 Penggolongan hutang – hutang menurut umur.
 Perbandingan antara kewajiban yang sebenarnya dengan yang dianggarkan.
 Laporan hutang terperinci sebagaimana diharuskan menurut perjanjian kredit.
 Ikhtisar berkala menenai hutang – hutang bersyarat.
 Taksiran pembayaran kas / bank yang diperlukan.
6. Laporan atas potongan tunai yang diambil atau yang dilewatkan.

 PENGENDALIAN INTERN
Pengendalian intern terhadap hutang mencakup keseluruhan hutang mulai hutang rutin dan pembayaran upah / gaji sampai pembayaran berkala untuk wesel bayar yang disebabkan oleh pinjaman.
Suatu tugas rutin yang sehat secara fundamental untuk pencatatan hutang merupakan hal yang pokok bagi dasar prosedur pembayaran yang baik. Esensi dari permasalahannya ialah untuk memperoleh keyakinan bahwa tidah ada hutang – hutang yang tidak sewajarnya telah diajukan untuk pembayaran. Prosedur yang rutin harus diimplementasikan untuk melihat bahwa semua hutang telah disetujui dan disahkan oleh yang berwenang. Perbandingan yang wajar terhadap laporan penerimaan, order pembelian, dan faktur – faktur oleh mereka yang menangani prosedur pembayaran rutin telah mengeliminasikan banyak tugas dari para pejabat perusahaan; namun bagi hutang – hutang yang tidak tercakup dalam saluran ini harus dilakukan tinjauan yang diperlukan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan obeberapa hal sebagai berikut:
1. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan.
2. Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun).
3. Paling tidak ada 5 (lima) jenis aktiva lancar yang dapat dijadikan acuan untuk menilai sebuah perusahaan, yaitu Kas & Setara Kas, Surat-surat Berharga, Piutang, Persediaan, dan Biaya dibayar di muka.
4. Struktur hutang menjelaskan suatu komposisi jangka waktu hutang yang dipergunakan oleh perusahaan, baik jangka pendek, menengah, ataupun jangka panjang, dan dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang tersebut.
5. Hutang adalah kewajiban-kewajiban ekonomis dari perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima. Hutang juga meliputi berbagai deffered credits yang bukan merupakan kewajiban-kewajiban tetapi yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima.
6. Ada 3 ( tiga ) jenis utang, yaitu hutang jangka pendek, hutang jangka menengah, dan utang jangka panjang.

B. SARAN
Makalah ini kami susun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia. Adapun isinya masih mungkin sederhana dan kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penyusun memohon untuk saran dan kritiknya agar pembuatan makalah berikutnya akan lebih baik lagi. Terima kasih

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perekonomian Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai suatu negara yang berkembang, sejak tahun 1969 dengan giat melakukan berbagai pembangunan secara berencana dan bertahap tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Untuk memungkinkan terwujudnya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat maka yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah apakah faktor-faktor perekonomian kita apakah sudah dimaksimalkan oleh negara atau tidak karena faktor-faktor tersebutlah yang akan menentukan perekonomian negara itu selanjutnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia beragam adanya, misalnya saja sumber daya alam (SDA). SDA merupakan penunjang kelangsungan hidup manusia di bumi ini agar dapat bertahan hidup. Semakin cepat pertumbuhan ekonomi akan semakin banyak barang sumber daya yang diperlukan dalam proses produksi. Pada gilirannya akan mengurangi tersedianya sumber daya alam yang ada di dalam bumi karena barang sumber daya itu harus diambil dari tempat persediaan sumber daya alam. Dengan demikian dapat dikatakan ada hubungan yang positif antara jumlah dan kuantitas barang sumber daya dan pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya ada hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya sumber daya alam yang ada di dalam bumi.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari pemaparan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal sebagai berikut:
1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia?

C. TUJUAN

Tujuan dari makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perekonomian Di Indonesia

Ada beberapa macam faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian di Indonesia, yaitu:

1. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan faktor input dalam kegiatan ekonomi. Namun demikian, pengertian sumber daya alam tidak terbatas sebagai faktor input saja karena proses produksi akan menghasilkan output (misalnya Limbah) yang kemudian menjadi faktor input bagi kelangsungan dan ketersediaan sumberdaya alam. Sumberdaya alam menghasilkan barang dan jasa untuk proses industri yang berbasis sumber daya alam maupun yang langsung dikonsumsi oleh rumah tangga. Dari proses industri dihasilkan barang dan jasa yang kemudian dapat digunakan oleh rumah tangga untuk konsumsi. Kegiatan produksi oleh industri dan konsumsi rumah tangga menghasilkan limbah (waster) yang kemudian dapat di daur ulang. Proses daur ulang ini ada yang langsung kembali ke alam dan lingkungan (misalnya proses pemurnian air kembali atau udara), juga ada yang kembali ke industri, seperti pendaur ulang botol plastik dan lain sebagainya. Dari limbah ini sebagai komponen ada yang tidak dapat daur ulang, dan menjadi residual yang akan kembali ke lingkungan tergantung dari kemampuan kapasitas penyerapan atau asimilasinya.
Sumber Daya Alam (SDA) mencakup semua benda yang terdapat di bumi baik yang hidup maupun yang mati, yang jumlahnya terbatas serta diusahakan atas dasar kriteria yang memenuhi syarat secara teknologi, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Secara sektoral sumber daya alam dapat dikategorikan ke dalam sumber daya pertanian, hutan dan segala produknya, lahan-lahan alami, perikanan darat dan laut, sumber mineral, sumber energi non-mineral, sumber daya air, dan lain-lain. Menurut penggunaannya sumber daya alam dapat digunakan untuk konsumsi langsung (ikan, air, daerah rekreasi, dan kayu bakar), sebagai masukan dalam proses (kayu bakar untuk menghasilkan panas), serta untuk konsumsi dalam proses antara (bahan bakar pada pabrik).Pengelolaan sumber bahan mentah pada perut bumi sebaiknya memperhitungkan dari segi teknologi dan perkembangan kelangkaan penyediaan bahan mentah dalam pasaran dunia, di samping mengusahakan pengelolaan sumber alam dengan dampak kerusakan lingkungan sekecil mungkin.
Semakin cepat pertumbuhan ekonomi akan semakin banyak barang sumber daya yang diperlukan dalam proses produksi. Pada gilirannya akan mengurangi tersedianya sumber daya alam yang ada di dalam bumi karena barang sumber daya itu harus diambil dari tempat persediaan sumber daya alam. Dengan demikian dapat dikatakan ada hubungan yang positif antara jumlah dan kuantitas barang sumber daya dan pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya ada hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya sumber daya alam yang ada di dalam bumi.
Antara pertumbuhan ekonomi dan persediaan sumber daya mempunyai hubungan yang negatif artinya semakin cepat pertumbuhan ekonomi suatu perekonomian akan semakin menipis tersedianya sumberdaya alam di negara yang bersangkutan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang memperlakukan sumber daya alam dengan melihat hasil positif maupun negatifnya. Sesungguhnya ada dua pola penting dalam melaksanakan pembangunan yang didasarkan atas Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan pola pembangunan yang didasarkan atas Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Terdapat hubungan yang positif antara pembangunan ekonomi dan pencemaran lingkungan, semakin giat pembangunan ekonomi maka semakin tinggi pula derajat pencemaran lingkungan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).

2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada. SDM adalah penduduk usia kerja yang produktif, bekerja untuk memperoleh pendapatan. Jumnlah penduduk yang tidak berkualitas akan menjadi beban jika tidak berkualitas sebagai manusia modal (manusia yang memiliki nilai tambah / value added).
Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang sangat banyak, bahkan terbanyak ke-5 di dunia, tetapi jarang penduduk Indonesia yang dapat menyamai prestasi yang sama seperti penduduk di negara lain. Inilah lemahnya bangsa Indonesia yang memiliki jumlah peduduk yang banyak tetapi masih kurang di sumber daya manusianya. Jadi sangatlah penting sumber daya manusia yang berkualitas bagi semua orang. Penduduk Indonesia masih belum mengerti banyak tentang pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas itu.
Sumber Daya Manusia yang berkualitas memberikan pengaruh yang sangat baik apabila dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Manfaat yang baik akan barguna bagi diri kita, masyarakat dan negara. Apabila kita mencari pekerjaan atau membuat lapangan pekerjaan sendiri, kita bisa melihat dari kelebihan dan kemampuan yang kita miliki dari sumber daya kita. Hal ini dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di negara kita. Jadi sangatlah penting sumber daya manusia itu bagi kehidupan kita.
Walaupun banyak orang yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas di Indonesia seperti lulusan SMA, SMK, dan Sarjana tetap saja tidak memiliki pekerjaan. Ini dikarenakan orang-orang di negara kita sangatlah malas mereka hanya mau bekerja yang mudah dan penghasilan yang besar. Apabila kita ingin mendapat penghasilan yang kita inginkan sebaiknya kita harus bekerja keras.
Agar kita bisa memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, seharusnya dengan cara mendapatkan ilmu pengetahuan dan melakukan banyak percobaan agar kita dapat pengalaman. Kita bisa mendapat ilmu pengetahuan dengan cara bersekolah atau mengikuti program lain. Jika kita bersekolah harus bertahap, yaitu dari Sekolah Dasar kemudian ke Sekolah Menegah Pertama kemudian ke Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan dan mungkin melanjutkan ke sarjana. Pengalaman juga sangat di perlukan karena dengan memiliki banyak pengalaman kita akan tahu mana yang akan baik apabila mengerjakannya. Jadi kita akan mendapat pekerjaan akan lebih mudah apabila kita pandai dan memiliki banyak pengalaman.
Untuk mengatasi banyaknya pengangguran terlebih dahulu kita harus memberi perhatian kepada anak-anak yang akan menjadi penerus bangsa ini. Pemerintah harusnya memberikan pendidikan yang baik, karena pendidikan di Indonesia masihlah banyak yang masih kurang dengan standar. Masih banyak bangunan sekolah yang tak layak dipergunakan, peralatan sekolah yang belum lengkap, dan lain-lain. Selain itu banyaknya penduduk miskin di Indonesia yang tidak menyekolahkan anak-anaknya karena masalah dana yang tidak mampu untuk mambayar biaya sekolah. Walaupun sudah mendapat BOS (Bantuan Oprasional Sekolah) dan Bea Siswa tetap saja tidak dapat untuk membeli peralatan belajar dan perlengkapan sekolah. Jadi pemerintah harus tanggap betapa pentingnya pendidikan itu.
Sumber Daya Manusia sangatlah penting untuk negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Ini di karenakan penduduk yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas akan membangun bangsanya untuk menjadi negara maju yang memiliki penduduk yang cerdas dan cakap dalam membangun bangsa dan negaranya. Maka Sumbar Daya Manusia sangat perlu di tingkatkan di Indonesia untuk mendapatkan cita-cita bangsa Indonesia.
3. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Modal adalah segala yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Modal dapat meliputi uang, teknologi, peralatan, mesin-mesin, tanah, informasi, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya perhatikan macam-macam modal berikut ini:
1. Modal menurut pemiliknya
a. Modal perseorangan, artinya modal tersebut dimiliki oleh perseorangan. Misalnya, gedung dan kendaraan.
b. Modal masyarakat, artinya modal tersebut dimiliki oleh banyak orang dan untuk kepentingan orang banyak. Misalnya, jalan dan jembatan.
2. Modal menurut wujudnya
a. Konkret, artinya modal yang jelas wujudnya, tetapi dapat dilihat. Misalnya, gedung, mesin, dan peralatan.
b. Abstrak, artinya modal yang tidak terlihat, tetapi kegunaannya dapat dirasakan. Misalnya, nama baik perusahaan, keahlian karyawan, dan hak cipta.
3. Modal menurut bentuknya
a. Uang, artinya modal berupa dana.
b. Barang, artinya modal berupa alat yang digunakan dalam proses produksi. Misalnya, mesin, gedung, dan kendaraan.
4. Modal menurut sifatnya
a. Modal tetap, artinya modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali masa produksi. Misalnya, mesin, kendaraan, dan gedung.
b. Modal lancar, artinya modal yang habis dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan baku, kertas, dan bahan bakar mesin.



5. Modal menurut sumbernya
a. Modal sendiri, artinya modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Misalnya, saham dan tabungan.
b. Modal pinjaman, artinya modal pinjaman dari pihak lain.





















BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pemaparan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa:
1. Untuk memungkinkan terwujudnya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, misalnya faktor sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya modal.
2. ada hubungan yang positif antara jumlah dan kuantitas barang sumber daya dan pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya ada hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya sumber daya alam yang ada di dalam bumi.
3. SDM adalah penduduk usia kerja yang produktif, bekerja untuk memperoleh pendapatan. Jumnlah penduduk yang tidak berkualitas akan menjadi beban jika tidak berkualitas sebagai manusia modal (manusia yang memiliki nilai tambah / value added).
4. Modal adalah segala yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Modal dapat meliputi uang, teknologi, peralatan, mesin-mesin, tanah, informasi, dan sebagainya.

B. SARAN
Makalah ini kami susun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia. Adapun isinya masih mungkin sederhana dan kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penyusun memohon untuk saran dan kritiknya agar pembuatan makalah berikutnya akan lebih baik lagi. Terima kasih


DAFTAR ISI

http://bits.wikipedia.org

http://madpoel.wordpress.com

http://www.slidefinder.com

http://blog.unnes.ac.id

http://sumberilmu.info

Sewa Guna Usaha

judul: sewa guna usaha

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam pembicaraan sehari-hari, pengertian sewa guna usaha atau yang biasa disapa leasing tercampur-aduk dengan pengertian pembiayaan, lembaga pembiayaan, dan perusahaan pembiayaan. Leasing sebetulnya “hanya” merupakan salah satu bagian dari lembaga pembiayaan. Pengertian lembaga pembiayaan sendiri lebih luas, mencakup seluruh badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Di dalamnya tercakup perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura, leasing, anjak piutang, pembiayaan konsumen, perusahaan pembiayaan infrastruktur dan usaha kartu kredit.
Sewa guna usaha merupakan salah satu pilihan bagi pengusaha dan perusahaan maupun perorangan untuk mengadakan atau memiliki barang modal. Melalui sewa guna usaha dapat diperoleh barang modal dengan jangka waktu cicilan pada umumnya antara tiga tahun hingga lima tahun. Setelah jangka waktu sewa guna usaha selesai, perusahaan dapat mengembalikan atau memiliki barang modal tersebut, tergantung jenis sewa guna usaha yang disepakati. Pada kesepakatan sewa guna usaha tanpa hak opsi, barang modal yang diadakan melalui sewa guna dikembalikan kepada lessor, sedangkan pada kesepakatan sewa guna usaha dengan opsi, penyewa atau lesee dapat memilih untuk memiliki atau mengembalikannya.
Pertimbangan untuk memilih jenis sewa guna usaha, selain opsi kepemilikan asset adalah perlakuan pajak. Kedua jenis sewa guna usaha memiliki perlakuan berbeda dalam pengungkapan laporan keuangan, perlakuan pajak, dan akibatnya berdampak berbeda terhadap pajak penghasilan pada akhir tahun. Kedua jenis sewa guna usaha sama-sama dikenai pajak pertambahan nilai; perbedaannya, pada sewa guna usaha tanpa opsi akan dilakukan pemotongan pajak penghasilan sebagaimana suatu transaksi sewa menyewa. Biaya-biaya sewa guna usaha dalam hal ini dibukukan sebagai biaya usaha bagi pihak penyewa.




B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian sewa guna usaha di atas maka dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud sewa guna usaha?
2. Bagaimanakah klasifikasi sewa guna usaha?
3. Bagaimanakah akuntansi dari sewa guna usaha?

C. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apa pengertian dari sewa guna usaha.
2. Mengetahui klasifikasi sewa guna usaha.
3. Mengetahui akuntansi sewa guna usaha.
















BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SEWA GUNA USAHA
Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
Melalui pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh barang-barang modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jika kita mengajukan kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang besar. Bagi perusahaan yang modalnya kurang atau menengah, dengan melakukan perjanjian leasing akan dapat membantu perusahaan dalam menjalankan roda kegiatannya. Setelah jangka leasing selesai, perusahaan dapat membeli barang modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan sebagian barang modal tertentu dalam suatu proses produksi secara tibatiba, tetapi tidak mempunyai dana tunai yang cukup, dapat mengadakan perjanjian leasing untuk mengatasinya. Dengan melakukan leasing akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana dibanding dengan membeli secara tunai.



B. KLASIFIKASI SEWA GUNA USAHA

1. Capital Lease
Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga keuangan. Leasse yang akan membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis serta spesifikasi dari barang yang dibutuhkan. Lessee juga mengadakan negoisasi langsung dengan supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut. Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa pengguanaan barang tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah uang yang berupa rental untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama. Jumlah rental ini secara keseluruhan akan meliputi harga barang yang dibayar oleh lessor ditambah faktor bunga serta keuntungan pihak lessor. Selanjutnya capital atau finance lease masih bisa dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Direct finance lease
Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumnya belum pernah memiliki barang yang dijadikan objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa lessor membeli suatu barang atas permintaan lessee dan akan dipergunakan oleh lessee.
b. Sale and lease back
Sesuai dengan namanya, dalam transaksi ini lessee menjual barang yang telah dimilikinya kepada lessor. Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan suatu kontrak leasing antara lessee dengan lessor. Dengan memperhatikan mekanisme ini, maka perjanjian ini memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan direct finance lease. Di sini lessee memerlukan cash yang bisa dipergunakan untuk tambahan modal kerja atau untuk kepentingan lainnya. Bisa dikatakan bahwa dengan sistem sale and lease back memungkinkan lessor memberikan dana untuk keperluan apa saja kepada kliennya dan tentu saja dana yang dibutuhkan sesuai dengan nilai objek barang lease.
2. Operating Lease
Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian menyewakan kepada lessee untuk jangka waktu tertentu. Dalam praktik lessee membayar rental yang besarnya secara keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah dikeluarkan oleh lessor. Di dalam menentukan besarnya pembayaran lease, lessor tidak memperhitungkan biaya-biaya tersebut karena setelah masa lease berakhir diharapkan harga barang tersebut masih cukup tinggi. Di sini jelas tidak ditentukan adanya nilai sisa serta hak opsi bagi lessee.
3. Sales type lease (Lease Penjualan)
Lease penjualan biasanya dilakukan oleh perusahaan industri yang menjual lease barang hasil produksinya. Dalam kontrak penjualan lease diakui dua macam pendapatan yaitu pendapatan penjualan barang dan pendapatan bunga atas jasa pembelanjaan selama jangka waktu lease.
4. Leverage Lease
Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit provider. Lessor tidak membiayai objek leasing hingga sebesar 100% dari harga barang melainkan hanya antara 20% hingga 40%. Kemudian sisa dari harga barang tersebut akan dibiayai oleh credit provider.
5. Cross Border Lease
Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lessee terletak pada dua negara yang berbeda. Barang-barang atau peralatan yang ditransaksikan dalam cross border lease meliputi nilai jutaan dollar Amerika Serikat. Seperti Pesawat terbang bermesin jet dari Pabrikan Boeing dan Airbus.


C. AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA

1. Perlakuan Akuntansi oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee)

Kejadian-kejadian yang terjadi di perusahaan setelah diidentifikasi barulah dilakukan pencatatan. Berikut ini akan dijelaskan cara memperlakukan transaksi yang terjadi menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK no. 30). Perlakuan akuntansi berbeda-beda pada tiap transaksi pada setiap jenis lease.

 Pada Capital Lease
a) Transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha.
b) Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh perusahaan sewa guna usaha atau tingkat bunga yang berlaku pada awal sewa guna usaha.
c) Aktiva yang disewa guna usahakan harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
d) Kalau aktiva yang disewa guna usaha dibeli sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka perbedaan antara pembayaran yang dilakukan dengan sisa kewajiban dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan.
e) Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar dan jangka panjang sesuai praktek yang lazim untuk jenis usaha penyewa guna usaha.
f) Dalam hal melakukan penjualan dan penyewaan kembali (sales and leaseback) maka transkasi tersebut harus dilakukan sebagai dua transaksi terpisah, yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa guna usaha. Selisih antara harga jual dan nilai buku aktiva yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara perporsional dengan biaya amortisasi aktiva yang disewa guna usaha apabila leaseback merupakan capital lease atau secara proporsional dengan biaya sewa apabila leaseback merupakan operating lease.

 Pada Sewa Menyewa Biasa (Operating Lease)
Pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan merupakan biaya sewa yang diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha dilakukan dalam jumlah yang tidak sama pada setiap periode".

2. Perlakan Akuntansi Oleh Perusahaan Sewa Guna Usaha (Lessor)

Walau penulis dalam pembahasan selanjutnya mengenai akuntansi Leasing hanya membatasi diri dari segi lessee, tetapi disini dijelaskan juga perlakuan akuntansi dari segi lessor. Berbeda dengan pihak lessee, lessor memperlakukan transaksi sebagai berikut :
 Pada Finance lease:
a) Penanaman netto dalam aktiva yang disewagunaushakan harus diperlakukan dan dicatat sebagai penanaman netto sewa guna usaha. Jumlah penanaman netto terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang akan diterima oleh perusahaan sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dikurangai dengan pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income), dan simpanan jaminan (security income).
b) Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) dengan perolehan aktiva yang disewaguna usahakan diperlukan sebagai pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income).
c) Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secara konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan tingkat pengembalian berkala (Periodie rate of retur) atas penanaman netto perusahaan sewa guna usaha.
d) Apabila perusahaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada penyewa guna usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha maka perbedaan antara harga jual dengan penanaman netto dalam sewa guna usaha pada saat penjualan dilakukan harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan.
e) Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan.



 Pada Operating Lease:
a) Barang modal yang disewagunausahakan harus diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva sewa guna usaha berdasarkan harga perolehan.
b) Pembayaran sewa guna usaha (lease payment) selama tahun berjalan yang diperoleh dari penyewa guna usaha diakui dan dicatat sebagai pendapatan sewa. Pendapatan sewa harus diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa sewa guna usaha, meskipun pembyaran sewa guna usaha mungkin dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.
c) Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan harus dilakukan dalam jumlah yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
d) Kalau aktiva yang disewagunausahakan dijual maka perbedaan antara nilai buku dan harga jual harus diakui dan dicatat sebagai kerugian atau keuntungan tahun berjalan.






















BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Sewa guna usaha atau leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
2. Ada beberapa macam sewa guna usaha,yakni capital lease, operating lease, sales type lease, leverage lease, cross border lease.
3. Dalam akuntansi sewa guna usaha dapat dari sudut pandang perusahaan yang memakai leasing yang dikenal dengan nama lessor dan penyewa guna usaha atau yang disebut lessee.

B. SARAN

Suatu pembuatan sebuah makalah haruslah sesuai dengan realita yang ada dan kami sadar bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dari semua pihak yang dapat mendukung pembuatan makalah agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Makalah ini kami tujukan sebagai salah satu pemenuhan tugas kuliah kami dan juga kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi baik kepada pembaca dan kepada diri kami tentunya.









DAFTAR PUSTAKA


www.wartawarga.co.id
www.hamdan’sblogspot.com
http://ms.wikipedia.org

Selasa, 03 Mei 2011

Konsep Akuntansi Manajemen

B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi adalah aktivitas yang menghasilkan jasa yaitu berfungsi menyajikan Informasi Kuantitas yang pada dasarnya bersifat keuangan dari suatu Satuan usaha atau organisasi tertentu, informasi tersebut akan dapat dipakai oleh pihak Eksternal maupun Pihak Internal untuk Pengambilan Keputusan dengan memilih beberapa Alternatif.
Dalam melaksanakan kegiatan, Perusahaan selalu menghadapi berbagai masalah. Diantaranya adalah bagaimana agar Perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin, sehingga dapat tercapai keuntungan yang maksimal. Untuk menghadapi Masalah tersebut, diperlukan suatu system pelaporan Intern yang memadai, sehingga kalau terjadi penyelewengan ataupun pemborosan dalam proses produksi dapat segera diatasi. Dalam sistem pelaporan intern ini diperlukan Akuntansi Manajemen.
Akuntansi Manajemen merupakan Jaringan penghubung Sistematis dalam penyajian Informasi yang berguna dan dapat daya untuk membantu Pimpinan Perusahaan dalam usah mencapai tujuan Organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Informasi Akuntansi Manajemen ini terdiri dari Informasi Akuntansi biaya penuh , Informasi Akuntansi Deferensial, dan Akuntasi Pertanggungjawaban. Jika Informasi Akuntansi Manajemen dihubungkan dengan objek informasi seperti produk departemen dan ativitas perusahaan maka akan dihasilkan informasi akuntansi penuh. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan alternative yang dipilih, maka akan diihasilkan konsep akuntansi diferensial yang sangat dibutuhkan oleh manajemen untuk tujuan pengambilan keputusan pemilihan beberapa alternatif. Jika informasi manajemen dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh manajer, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban yang terutama bermanfaat untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi.


B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa hal mengenai akuntansi manajemen sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kebutuhan seorang manager akan sebuah informasi?
2. Apakah konsep akuntansi manajemen?
3. Apakah hubungan antara akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan?
4. Bagaimanakah perkembangan akuntansi manajemen?
C. Tujuan
Pembentukan suatu makalah tentulah memiliki tujuan tertentu, begitu juga dengan makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Kebutuhan seorang manager akan sebuah informasi.
2. Konsep akuntansi manajemen
3. Hubungan akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan.
4. Perkembangan akuntansi manajemen.









BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebutuhan Manager Akan Informasi
Persaingan di bidang bisnis pada masa sekarang meningkatkan kebutuhan manajemen akan informasi. Manajemen membutuhkan informasi yang akurat dan cepat yang disajikan dalam bentuk yang informatif sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan berasal dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Penguasaan terhadap informasi yang berasal dari kedua lingkungan tersebut sangat penting dalam menentukan strategi yang tepat dalam persaingan bisnis yang sedang terjadi.
Informasi yang berasal dari lingkungan internal didapat dengan melakukan pemrosesan terhadap dokumen-dokumen yang digunakan sebagai pencatatan dan bukti transaksi yang terjadi. Menurut Chuck Williams dalam bukunya yang berjudul Manajemen, informasi akan bermanfaat jika akurat, lengkap, relevan, dan tepat waktu. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari informasi yang berasal dari lingkungan internal dibutuhkan suatu mekanisme pemrosesan yang memenuhi komponen tersebut. Solusi yang tepat untuk masalah ini adalah dengan menggunakan sistem informasi yang tepat.
Selain untuk kebutuhan manajemen, sistem informasi yang tepat dibutuhkan juga untuk memperlancar proses bisnis yang ada di dalam perusahaan. Sistem informasi yang terpusat dan digunakan oleh setiap bagian yang ada di perusahaan akan mempercepat pertukaran informasi yang akurat dari dan ke setiap bagian. Dengan demikian, proses bisnis yang terjadi di dalam perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Melihat permasalahan dan solusi yang dijelaskan di atas, perusahaan membutuhkan sistem informasi yang dapat melakukan proses data menjadi informasi yang akurat, lengkap, relevan, dan tetap waktu.
B. Konsep Akuntansi Manajemen
Akutansi manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, pengunpulan, analisis, penyiapan dan komunikasi informasi financial yang digunkan manajemn untuk perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin ketetapan sumber- sumber dan pertanggungjawaban sumber- sumber tersebut.
Akutansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha, mulai dari badan usaha kecil yang tidak mencari keuntungan sampai pada perusahaan yang besar yng mncari keuntungan membutuhkan informasi akutansi yang digunakan sebagai alat perencanaan, pengawasan maupun sebagai dasar pengambilan keputusan. Dilihat dari pengertian akutansi itu sendiri mempunyai banyak defenisi seperti yang selama ini dikenal. Hal ini karena luasana ruang lingkup dari kegiatan akutansi akibatnya antara defenisi yang satu dengan defenisi yang lainya terdapat perbedan penekanannya. Walaupun demikian defenisi- defenisi tersebuttelah memberikan pengertian defenisi akuntansi yang menekankan fungsi akuntansi sebagai sumber informasi. Definisi diatas menjelaskan tentang fungsi akuntansi sebagai sumber informasi keuangan yang diutuhkan oleh pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif.
Akuntansi manajemen timbul karena akibat adanya kebutuhan informasi akuntansi yang dapat membantu manajemen dalam memimpin sutu perusahaan yang smakin bsar dan semakin kompleks. Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem informasi yang mana dalam hal memimpin selalu mengendallikan kegiatan- kegiatan perusahaan. Seorang manajer harus dapat menjabarkan teori manajemen dan teori- teori lainya dalam bentuk angka- angka yang nyata, sehigga manajemen dapat menganalisa dan menginterprestasikan angka- angka tersebut dalam rangka pengambilan keputusan.
Dengan demikian pengertian lain dari akuntansi manajemen adalah bagaimana menggunakan data yang tersedia untuk tujuan pengambilan keputusan. Dalam rangka pengambilan keputusan manajemen harus mempertimbangkan tindakan- tindakan alternatif, dan yang akan dipilk tentunya alternatif yang memberikan keuntungan lebih besar bagi perusahaan. Dalam hal ini akuntan manajemen yang akan mencatat dan mengumpulkan data- data yang ada diperusahaan baik data moneter maupun non moneter dan juga data- data yang ada diperusahaann, sehingga apabila manajer membutuhkan data yang dimaksud dapat dengan segera dipenuhi. Dalam akuntansi manajemen, informasi atau laporan yang ada pada waktu waktunya meskipun tidak komplit lebih baik dari laporan yang lengkap tetapi telah daluarsa. Pentingnya laporan yang aktual ini terutama untuk melakukan tindakan koreksi yang harus dilaksanakan sebelum kesalahan- kesalahan menjadi serius.

C. Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan
Secara garis besar ilmu akuntansi dibagi menjadi dua bagian yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan beorientasi pada penyajian laporan keuangan untuk pihak- pihak di luar perusahaan dan sebaliknya akuntani manajemen berorientasi pada laporan untuk pihak-pihak di internal manajemen. Dalam organisasi perusahaan, akuntan manajemen mempunyai posisi staf, artinya akuntan manajemen tidak secara langsung berfungsi di dalam bidang operasi untuk mencapai sasaran atau tujuan perusahaan.
Jadi akuntan manajemen pada dasarnya merupakan bagian pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengarahan, pengawasan, dan pengambilan keputusan, agar manajemen dapat lebih mudah meenjalankan fungsinya yang berhubungan dengan keuangan. Selain itu akuntansi manajemen juga bertanggungjawab terhadap tugas seperti perencanaan anggaran, bagian pelaporan, bagian studi khusus, bagian pengumpulan informasi, informasi keuangan, dan informasi kuantitatif lainya serta bagian- bagian lain yang menunjang.
1. Akuntansi Keuangan
Akntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi manajemen yang berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor, pemasok, serta pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan akuntansi (Aktiva = Kewajiban = Modal). Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transakasi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan peynusunan berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham.
Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan yang merupakan aturan-aturan yang harus digunakan dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Dengan demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang sama.
Hubungan akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan disebut akuntansi eksternal. Akuntansi keuangan bersifat masukan dan aturan serta konvensi yang mengatur berbagai proses didefinisikan oleh Securities Exchange Commision dan Finnancial Accounting Standart Board di Indonesia dikenal dengan Badan pengawas pasar modal dan ikatn akuntansi. Tujuanya adalah penyusunan laporan eksternal bagi investor, kreditor, lembaga pemerintah dan pengguna eksternal lainya. Informasi ini digunakan untuk keperluan seperti keputusan investasi, evaluasi, pemonitoran, dan ukuran-ukuran peraturan.
2. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya ialah proses pengidentifikasian atau perangkuman dan penafsiran aneka informasi ang diperlukan untuk perencanaan dan pengendalian pengambilan keputusan manajemen. Penghitungan biaya atau harga pokok barang yang diproduksi. Dilihat dari pihak yang menggunaa informasi akuntansi biaya digolongkan pula dalam kelompok yaitu pihak eksternal dan pihak internal .
Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral dengan financial accounting. Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya berbeda dengan beban, biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban adalah expired cost yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada hubunganya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolonkan sebagai cost ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.
3. Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan akuntansi manajemen, keuangan dan ekonomi. Itilah tersebu berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanam modal. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian daari capital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk diproduksi yang akan datang.
4. Statistik
Pengujian statistik yang menjelaskan mengenai sejauh mana eratnya hubungan tersebutt terletak antara variable dependen dengan independent. Dalam praktek statistik, akan sangat bermanfaat bagi manajemen utuk mendpat satu jarak tertentu untuk variable dependen, dengan demikian akan dapat dibuat probalitas dimana nilai sesungguhnya akan berada pada jarak tersebut.
5. Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi, sudi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu polotik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi adalah studi tentang sumber dayaa manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi dan ditinjauan umum studi organisasi adalah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi , serta sifat organisasi itu sendiri.
Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yag ikut bermain. Studi organisasi berusaha unutk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini. Seperti halnya dengan akuntansi manajemen, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengena dampak etis dari pemusatan perhatian trehadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.
6. Komunikasi Bisnis
Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan alam kuntansi manajemen yang berhubungan dengan dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik verbal maupun nonverbal untuk menncapai tujuan tertentu. Komunikasi bisnis memberikan ketrampilan dasar bagi mahasiswa agar mampu berinteraksi dengan berbagai pihak dalam organisasi bisnis, seperti dalam menyampaikan kehidupan gagasan baik dalam lisan dan tulisan berbagai tehnik diskusi. Pemimpin diskusi dan negosiasi akan memberikan dasar bagi mahasiswa agar mampu berinteraksi dengan orang lain serta mengenal berbagai bahasa bisnis yang terkait dengan kepentingan bisnis.
Informatif Tekhnologi Perkembangan informasi tekhnologi membawa perubahan yang signifikan, dlam dunia bisnis ada berbagai macam system informasi dengan menggunakan tekhnologi yang muncul antara lain:
• Elektronik Data Processing System (EDPS)
• Data Processing System (DPS)
• Decision Support System (DSS)
• Manajmen Inforrmatif System (MIS)
• Executive Informatif System (EIS) dan
• Accounting Informatiion System (AIS)
Perkembangan tekhnologi juga berpengaruh terhadap bidang akuntansi manajemen selaku bidang penghasil informasi dalam rangka perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen, pengeruh tersebut dapat bersifat menguntungkan maupun merugian perusahaan.
Tujuan umum menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk , dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan, Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakanya. Informasi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja.
D. Perkembangan Akuntansi Manajememen
Perkembangan akuntansi manajemen dengan kontemporer yang cenderung mengintegrasikan pendekatan-pendekatan sebelumnya. Akuntansi manajemen kontemporer/modern diantaranya meliputi: Kaiizan (Perbaikan terus menerus) Just In Time inventory (JIT), dan Kanban dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang. Kemunculan Akuntansi mannajemen Kontemporer sebagai respon kegagalan penerapan Akuntansi Manajemen Tradisional oleh perusahaan-perusahaan manufaktur di Amerika Serikat.
Kesuksesan perusahaan-perusahaan menerapkan Akuntansi Manajemen Kontemporer tidak lepas dari budaya Jepang, oleh karena itu dalam menerapkan Akuntansi Manajemen Kontemporer perlu mengadopsi budaya Jepang diantaranya: Disiplin, kerjasama dan loyalitas. Tulisan ini berusaha menunjukkan pengaruh budaya Jepang terhadap timbulnya Akuntansi Manajemen Konntemporer. Kita tahu bahwa kaizan, Just in time inventory dan kanban merupakan beberapa pendekatan teori akuntansi manajemen kontempoorer dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang. Budaya Jepang memainkan peranan penting berkaitan dengan pegembangan akuntansi manajemen kontemporer. Sukess tidaknya penerapan kaizan, just in time inventory dan kanban terkait dengan budaya Jepang. Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor public adalah memberikan informsi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Tuntutan mengenai perlunya pengendalian atas berbagai kegiatan pemerintah, khususnya yang berimplikasi uang, dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal ini terjadi akibat praktik KKN di waktu yang lalu tidak saja mengakibatkan berkurangnya percepatan pembangunan, melainkan juga telah menimbulkan kesenjangan baik antara wilayah, sektor dan golongan serta merugikan khususnya bagi lapisan manyarakat bawah.
Peran fundamental akuntansi manajemen di organisasi sektor publik adalah membantu manajer engan informasi akuntansi yang dibutuhkkaan agar fungsi perencanaan dan pengendalian dapat dilakukan. Secara rinci, tujuan umum tersebut dapat diturunkan menjadi:
• Membantu manajemen memformulasi kebijakan organisasi.
• Membantu manajemen dalam proses perencanaan organisasi.
• Membantu manajemen dalam mengendalikan operasi/ kgiatan organisasi
Akuntansi manajemen mengalami masa perkembangan yang pesat dengan perannya sebagai pendamping akuntansi keuangan. Johnson dan Kaplan menuliskanya dengan indah dalam “Relevance Lost: The rise and fall of management accounting”.
Pendahulu teori manajemen klasik sebelum zaman manjemen ilmiah muncul, telah terjadi evolusi industri di Inggris pada abad ke 19. Hal ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan suatu pendeketan manajemen yang sistematis. Beberapa prinsip manajemen ilmiah yang mempunyai perhatian terhadap masalah-masalah manajemen.






BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan konsep akuntansi manajemen di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Menurut Chuck Williams dalam bukunya yang berjudul Manajemen, informasi akan bermanfaat jika akurat, lengkap, relevan, dan tepat waktu. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari informasi yang berasal dari lingkungan internal dibutuhkan suatu mekanisme pemrosesan yang memenuhi komponen tersebut. Solusi yang tepat untuk masalah ini adalah dengan menggunakan sistem informasi yang tepat.
2. Akutansi manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, pengunpulan, analisis, penyiapan dan komunikasi informasi financial yang digunkan manajemn untuk perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin ketetapan sumber- sumber dan pertanggungjawaban sumber- sumber tersebut.
3. Secara garis besar ilmu akuntansi dibagi menjadi dua bagian yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan beorientasi pada penyajian laporan keuangan untuk pihak- pihak di luar perusahaan dan sebaliknya akuntani manajemen berorientasi pada laporan untuk pihak-pihak di internal manajemen.
4. Perkembangan akuntansi manajemen dengan kontemporer yang cenderung mengintegrasikan pendekatan-pendekatan sebelumnya. Akuntansi manajemen kontemporer/modern diantaranya meliputi: Kaiizan (Perbaikan terus menerus) Just In Time inventory (JIT), dan Kanban dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang.
B. SARAN
Suatu pembuatan sebuah makalah haruslah sesuai dengan realita yang ada dan kami sadar bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dari semua pihak yang dapat mendukung pembuatan makalah agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Makalah ini kami tujukan sebagai salah satu pemenuhan tugas kuliah kami dan juga kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi baik kepada pembaca dan kepada diri kami tentunya.

DAFTAR PUSTAKA

http://willykristianto.blogspot.com
http://www.docstoc.com
http://ms.wikipedia.org
http://komarudintasdik.wordpress.com

total quality management

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kualitas menjadi faktor utama bagi konsumen sebelum memutuskan membeli suatu produk (barang atau jasa). Produk dengan dengan kualitas baik, tahan lama, dan handal akan menjadi referensi utama bagi pelanggan ketika dia atau sahabatnya ingin memiliki produk sejenis. Brand (merek) perusahaan produsen akan meningkat dan semakin dikenal masyarakat. Sebaliknya, pengalaman seseorang membeli produk dengan mutu yang mengecewakan (disadari atau tidak) dapat menjadi ”iklan negatif” yang sangat tidak menguntungkan pihak produsen. Cepat atau lambat, produk yang berkualitas rendah akan ditinggalkan oleh konsumen.
Yang menarik, tingkat atau standar konsumen akan kualitas suatu produk telah berubah dari waktu ke waktu dengan tren yang terus meningkat, dimana konsumen semakin selektif dan kritis. Pilihan merek produsen yang banyak bisa saja menjadi salah satu penyebabnya. Ketika seorang konsumen pernah kecewa pada suatu brang tertentu, maka sangat tersedia banyak pilihan untuk beralih dan mencoba produk merek lain.
Selain harga jual yang kompetitif dan ketersediaan barang/produk ketika calon konsumen ingin membeli, maka faktor kualitas/mutu adalah hal yang sangat diperhatikan oleh setiap produsen baik yang bergerak pada industri elektronik, otomotif, makanan, layanan jasa atau industri apa saja pun. Buktinya? Kalau kita masuk ke sebuah perusahaan (yang bergerak di bidang apa pun) akan sangat jarang ditemukan struktur organisasi tanpa bagian atau departemen kualitas.
Hampir semua perusahaan (khususnya bidang manufaktur) mempunyai bagian quality control atau quality assurance atau apa pun namanya. Bagian atau departemen ini bertanggung jawab terhadap output produk yang dihasilkan dan dijual di pasar.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari pemaparan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Total Quality Management (TQM)?
2. Bagaimanakah sejarah munculnya Total Quality Management?
3. Bagaimanakah perkembangan TQM di Indonesia?
C. TUJUAN PENULISAN
Setelah merumuskan beberapa hal seperti yang telah disebut di atas maka dapat disimpulkan beberapa tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari total quality management (TQM).
2. Untuk mengetahui sejarah munculnya total quality management.
3. Untuk mengetahu bagaimana perkembangan TQM di Indonesia.
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini tidak lain adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa pada umumnya dan masyarakat pada khususnya mengenai Total Quality Management (TQM) Indonesia. Serta memberikan pemahaman akan pentingnya pemberlakuan sistem total quality management baik pada instansi atau organisasi baik yang tidak mencari keuntungan/pelayanan sosial maupun organisasi atau instansi lain yang ingin mencari keuntungan.





BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT

TQM atau Total Quality Management (Bahasa Indonesia: manajemen kualitas total) adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah "suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat."
Definisi pendeknya, TQM adalah costumer focus dan company-wide dengan melakukan:
• aktifitas pendekatan sistem
• aktifitas pendekatan ilmiah
sehingga untuk menjadi perusahaan yang terunggul sebuah perusahaan memberikan kepuasan konsumen melalui produk yang dihasilkan dan jasa kemudian hasilnya untuk meningkatkan unjuk kerja perusahaan.
Filosofi dasar dari TQM adalah "sebagai efek dari kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan."
“Kendaraan” yang digunakan dalam TQM:
1. Manajemen Harian
2. Manajemen Kebijakan
3. Manajemen Cross-functional
4. Gugus Kendali Mutu
TQM telah digunakan secara luas dalam manufaktur, pendidikan, pemerintahan, dan industri jasa, bahkan program-program luar angkasa dan ilmu pengetahuan NASA.
B. SEJARAH MUNCULNYA TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
Sesungguhnya manajemen kualitas mencatat bahwa ada perubahan/evolusi yang terjadi di dunia industri di seluruh dunia yang berlangsung dari waktu ke waktu. Pada gambar di atas terlihat bahwa sistem manajemen kualitas dimulai dengan dilakukannya inspeksi (inspection) pada tahun 1920-an, yang kemudian berkembang menjadi pengendalian kualitas (quality control) tahun 1940-an.
“Tidak berhenti disini, pada tahun 1970-an kita mengenal sistem penjaminan kualitas (quality assurance), yang kemudian dalam perkembangan terakhir dari sistem manajemen kualitas menjadi manajemen kualitas terpadu atau manajemen kualitas total (total quality management).”
Adapun jenis perlakuan atau tindakan yang dilakukan pada masing-masing era adalah:
1. Sistem inspeksi (tahun 1920-an):
- menyelamatkan (salvage)
- mensortir (shorting)
- tindakan korektif (corrective action)
- mengidentifikasi sumber (source) ketidaksesuaian (non-conformance)

2. Sistem pengendalian kualitas (tahun 1940-an):
- mengembangkan manual kualitas (develop quality manual)
- data performa proses (process performance data)
- pegetesan produk (testing product)
- perencanaan kualitas dasar (basic quality planning)
- inspeksi mandiri (self-inspection)
- menggunakan statistik dasar (use of basic statistics)
3. Sistem penjaminan kualitas (tahun 1970-an):
- perencanaan kualitas lanjut (advanced quality planning)
- manual kualitas terpadu (compherensive quality manual)
- menggunakan biaya/ongkos kualitas (use of quality cost)
- melibatkan operasi di luar bagian produksi (involvement of non-production operations)
- pengendalian proses statistik (statistical process control)
- menganalisa penyebab dan akibat (failure mode and effect analysis)
- menerapkan sistem audit

4. Sistem manajemen kualitas terpadu/manajemen kualitas total (tahun 1970-an sampai sekarang):
- menerapkan sistem perbaikan berkelanjutan (aim for continuous improvement)
- keterlibatan semua operasi (involve all operations)
- melibatkan pemasok dan konsumen (involve suppliers & customers)
- kerjasama tim (teamwork)
- melibatkan pekerja (employee involvement)
- pengukuran performa (performance measurement)
Adanya perkembangan kualitas/mutu tidak terlepas dari andil dan kontribusi para pelopor dan tokoh kualitas dunia. W. Edward Deming yang terkenal dengan Deming’s 14 point. Joseph M. Juran dengan Juran’s Trilogy Quality (meliputi: quality planning, quality control dan quality improvement).
Dunia juga mengenal Quality is free-nya Philip B Crosby. Ada juga Three steps to quality yang dicetuskan oleh A.V. Feigenbaum. Tak ketinggalan, dari Asia tercatat nama Kaoru Ishikawa dan Genichi Taguchi, dan sederet nama besar lainnya.
Evolusi manajemen kualitas terus bergulir dan menuntut setiap produsen untuk meningkatkan kualitas dalam rangka memenuhi permintaan dan keinginan pelanggan. Hanya perusahaan yang memperhatikan dan menempatkan kualitas di tempat teratas yang mampu bertahan di tengah ganasnya persaingan bisnis.
C. PERKEMBANGAN TQM DI INDONESIA
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Menyeluruh adalah suatu konsep manajemen yang telah dikembangkan sejak lima puluh tahun lalu dari berbagai praktek manajemen serta usaha peningkatan dan pengembangan produktivitas.
Di masa lampau, literatur manajemen berfokus pada fungsi-fungsi kontrol kelembagaan, termasuk perencanaan, pengorganisasian, perekrutan staf, pemberian arahan, penugasan, strukturisasi dan penyusunan anggaran. Konsep manajemen ini membuka jalan menuju paradigma berpikir baru yang memberi penekanan pada kepuasan pelanggan, inovasi dan peningkatan mutu pelayanan secara berkesinambungan. Faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya "perubahan paradigma" adalah menajamnya persaingan, ketidak-puasan pelanggan terhadap mutu pelayanan dan produk, pemotongan anggaran serta krisis ekonomi. Meskipun akar TQM berasal dari model-model perusahaan dan industri, namun kini penggunaannya telah merambah sturuktur manajemen, baik di lembaga pemerintah maupun lembaga nirlaba.
TQM memperkenalkan pengembangan proses, produk dan pelayanan sebuah organisasi secara sistematik dan berkesinambungan. Pendekatan ini berusaha untuk melibatkan semua pihak terkait dan memastikan bahwa pengalaman dan ide-ide mereka memiliki sumbangan dalam pengembangan mutu. Ada beberapa prinsip-prinsip fundamental yang mendasari pendekatan semacam itu, seperti mempromosikan lingkungan yang berfokus pada mutu; - dimana terdapat komunikasi terbuka dan rasa kepemilikan pegawai - sistem penghargaan dan pengakuan; pelatihan dn pendidikan terus menerus, dan pemberdayaan pegawai.
Di Indonesia, TQM pertama kali diperkenalkan pada tahun 1980-an dan sekarang cukup populer di sektor swasta khususnya dengan adanya program ISO 9000. Banyak perusahaan terkemuka dan perusahaan milik negara telah mengadopsi TQM sebagai bagian dari strategi mereka untuk kompetitif baik di tingkat nasional mupun internasional. Tetapi TQM kurang begitu dikenal di sektor publik. Namun kini keadaan sudah berubah, faktor-faktor yang mendorong sektor swasta untuk beradaptasi dengan konsep ini, juga memiliki dampak terhadap cara pemerintah menyediakan pelayanan.
Indonesia kini berada dalam periode transisi, dari gaya pemerintahan otoriter yang sangat sentralistik menuju ke gaya pemerintahan bottom-up yang desentralistik, dimana pemerintah daerah berada dalam proses menerima otonomi daerah. Masa transisi ini berlangsung dalam masa krisis ekonomi dan restrukturasi yang memaksa pemerintah untuk mengeksplorasi model-model pengadaan pelayanan alternatif. Sebenarnya, UU No. 22 1999 (mencakup kepemerintahan daerah) memiliki potensi untuk mentransformasi cara pemberian pelayanan oleh pemerintah secara dramatis. UU ini bertujuan untuk memberdayakan pemerintah daerah, menguatkan masyarakat lokal dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dalam konteks inilah terdapat peluang yang berharga untuk memperkenalkan dan melaksanakan TQM.
Namun demikian, penerapan TQM adalah suatu proses jangka panjang dan berlangsung terus menerus, karena budaya suatu organisasi sangatlah sulit untuk dirubah. Faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi seperti struktur kekuasaan, sistem administrasi, proses kerja, kepemimpinan, predisposisi pegawai dan praktek-praktek manajemen berpotensi untuk menjadi penghambat perubahan. Terkadang kekuasaan paling penting di sektor publik tidak ditemukan dalam organisasi, tetapi lebih sering terdapat pada sistem yang lebih besar. Sebagai contoh, sistem pendidikan, personalia, peraturan dan anggaran berada di luar kekuasaan organisasi sektor publik.
Selain hambatan-hambatan yang berada di luar ruang lingkup sebuah organisasi, terdapat kendala lain yang khas di setiap organisasi, seperti kurangnya akuntabilitas terhadap pelanggan, tidak jelasnya visi dan misi, penolakan terhadap perubahan dan lemahnya komitmen di kalangan manajer senior untuk menerapkan TQM.
Potensi keberhasilan TQM sudah nampak dan dampaknya pun bisa diperlihatkan, sekarang yang dibutuhkan adalah keputusan untuk melaksanakan TQM. Hal ini mestinya menjadi bagian dari suatu strategi untuk meningkatkan komitmen lembaga- lembaga publik untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Selasa, 12 April 2011

Resume Ekonomi Publik

NAMA : SUKMAWATI. N
NIM : 209 200 004
JUR/KELAS : AKUNTANSI/IIIA

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE ( UMPAR )





Ilmu ekonomi publik adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang mengkaji masalah-masalah ekonomi masyarakat di berbagai bidang misalnya kebijakan-kebijakan terhadap suatu masalah di masyarakat.

Prinsip dalam teori fundamental ekonomi kesejahteraan menjelaskan bahwa ekonomi adalah persaingan dan kondisi memuaskan atau efisiensi pareto dimana efisiensi pareto dapat dicapai oleh mekanisme pasar yang desentralisasi. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah efisiensi pareto terjadi hanya apabila alokasi dari kekayaan tidak membuat seorang sejahtera dengan membuat orang lain dirugikan.

Peranan pemerintah menurut teori klasik Adam Smith hanya memiliki tiga fungsi, yaitu :
1. Memelihara pertahanan dan keamanan dalam negeri
2. Menyelenggarakan peradilan
3. Menyediakan barang-barang yang tidak disediakan

Enam (6) faktor yang menyebabkan kegagalan pasar :
1. Kegagalan dari persaingan ( failure of competition)
2. Adanya barang publik
3. Dampak tidak langsung ( eksternalitas )
4. Pasar yang tidak lengkap
5. Kegagalan informasi
6. Adanya pengangguran inflasi dan sektor publik

Anggaran adalah perencanaan sistematis seluruh kegiatan perusahaan dalam satuan moneter untuk periode tertentu di masa mendatang.

Pengeluaran negara bersifat dinamis sesuai dengan tingkat kebutuhan rakyatnya dan perkembangan perekonomian negara tersebut.

Pajak menurut Prof. Dr. Rahmat Soemitro adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat kontrak prestasi langsung yang ditujukan untuk membayar pengeluaran negara.

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang meliputi pembayar pajak, pemotong dan pemungut pajak yang memiliki hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ada dua macam penerimaan negara, yaitu :
Penerimaan pajak ( PPn dan PPh)
Penerimaan bukan pajak ( utang luar negeri, penerimaan BUMN, penerimaan lelang, dll)

Jenis-jenis pajak :
1. Pajak proporsional : persentase beban pajak terhadap pendapatan tidak berubah
2. Pajak progresif : persentase beban pajak naik seiring meningkatnya pendapatan
3. Pajak regresif : persentase beban pajak terhadap pendapatan menurun